Halaman Home

02 May 2014

Aku Kenal Kamu Sejak Dulu

Sebenarnya Khaan telah mengenal Ia sejak lama, hanya saja mereka tak pernah bertegur sapa. Memandangnya dari balik tirai jendela kamar atau melihatnya menari hanyalah yang bisa Ia lakukan pada saat itu. Wanita itu merupakan salah satu anggota Sanggar Seni Tari yang kebetulan dikelola oleh tante Khaan, tempat tinggal Khaan juga adalah Sanggar tersebut, maka Khaan biasanya dengan leluasa melihat kegiatan latihan menari seluruh anggota sanggar. Wanita itu masih SMP. Setelah tamat SMP Khaan kehilangannya, Ia jarang muncul, informasi masih terbatas pada waktu itu. Media sosial di Internet hanyalah sebatas aplikasi chating saja.

Tiga tahun Ia membeku di ingatan Khaan, hingga pada semester awal 2009 Ia masuk satu fakultas yg sama dengan Khaan, Fakultas Sastra. Ingatannya yang dulu beku kini cair kembali. Wanita itu tidak berubah, Ia tetap masih tinggi, tetap cantik dan agak kurus waktu itu. Khaan sepertinya jatuh cinta, tapi Khaan tak bisa menjangkaunya, Khaan sangatlah pemalu, Ia hanya bisa berdoa; “ya Allah, jika wanita itu untukku, dekatkanlah hati kami”, Ia selalu mengucapkannya berulang-ulang sambil menatapnya dalam-dalam, dari kejauhan.

Pada setiap kegiatan kampus, wanita itu tak pernah luput dari pandangan Khaan. Mata dan leher Khaan serasa camera pengintai yang melacak dan mengikuti kemana saja arah gerak-gerik objeknya. Jika sedang berpapasan, Wanita itu tak sedikitpun memperhatikannya. Khaan layaknya tembok yang terlihat biasa di mata wanita itu. Khaan tak pernah berani menyapa dan situasi itu berlangsung cukup lama.

Khaan melupakannya sekali lagi. Intrik internal organisasi fakultas menyebabkan Khaan harus mencari kesibukan di luar fakultas dan memutuskan untuk bergabung pada UKM Menembak di kampus tersebut.

Khaan secara tak sengaja menemukan nomor kontak kakak wanita itu. Khaan bermaksud mengerjai sang kakak dengan mengirimkan pesan-pesan jahil. Alhasil, yang terjadi Khaan malah menjadi akrab dengan kakaknya. Saling mengirimkan pesan singkat dari malam hingga pukul 4 pagi kemudian lanjut lagi begitu bangun tidur. Mungkin itu juga salah satu dampak positif penderita insomnia, percakapan kadang lebih nyambung di kala tengah malam. Tak lupa sesekali Khaan menanyakan kabar sang adik yang hanya dibalas seadanya oleh kakaknya, tak ada informasi lebih. Khaan hanya bisa mengerti bahwa sang kakak mungkin sedang melindungi adiknya dari lelaki yang belum jelas adanya.. hufftt..!!

Kesibukan di UKM mengalihkan perhatian Khaan darinya. Padatnya kegiatan membuat otaknya bahkan tidak sempat lagi memikirkannya. Ternyata sang kakak juga suka menembak, terkadang ia datang ke sekretariat untuk belajar cara menembak atau hanya sekedar ingin tahu mekanisme dan nama senjata yang telah ia beli. Mereka sekeluarga hampir semuanya suka menembak, termasuk wanita yang Khaan telah idam-idamkan selama ini. Maka bermula dari situ mereka sekeluarga sering datang di setiap kegiatan menembak yang dilakukan UKM menembak tersebut. Semakin lama Khaan merasa wanita itu sedang mendekatinya. Entah itu sengaja atau tidak, entah bagaimana caranya, Khaan hanya mengingat-ingat bahwa doanya terkabul, doanya ternyata mampu memangkas jarak pada saatnya nanti.




No comments: